Setiap orang berhak untuk mengenyam dunia pendidikan. Yang pada dasarnya
pendidikan itu sendiri mengajarkan kepada setiap individu untuk
berpikir dan bertindak mencerminkan dirinya sebagai individu penerus
generasi yang baik. Pendidikan dewasa ini sudah banyak melahirkan
berbagai macam model pendidikan. Pendidikan formal ataupun nonformal,
contohnya mulai dari pendidikan anak usia dini, pendidikan
homeschooling, pendidikan khusus bagi para masyarakat yang kurang mampu
dan pendidikan umum negeri maupun swasta mulai dari TK hingga ke
Perguruan Tinggi, yang bertaraf Nasional hingga Internasional.
Indonesia adalah negara besar yang penuh dengan dinamika, terutama dalam bidang pendidikan.Pendidikan harus dijadikan prioritas dalam pembangunanan negeri ini. Beberapa pekan ini dunia pendidikan di Indonesia mendapat sorotan dan mendapat penghargaan dari pemerintah karena sekolah - sekolah tertentu yang siswanya dapat memunculkan inovasi-inovasi terbaru yang berpengaruh besar dalam perkembangan industri di Indonesia. Inilah yang sebenarnya diharapkan dari banyak pihak dari dunia pendidikan ini.
Tapi sangat disayangkan masih banyak diantara mereka yang tidak dapat merasakan pendidikan. Sehingga masih banyak bermunculan tindakan-tindakan anarkis yang tidak bermoral yang dilakukan pelaku individu tidak berpendidikan. Sebenarnya semua berawal dari kesadaran diri sendiri akan kehidupan ini kedepannya. Walaupun sudah dicanangkannya program pemerintah untuk wajib belajar Sembilan tahun yang menjadi PR besar buat kita, tapi masih banyak juga anak-anak yang tidak mampu untuk bersekolah, dan memutuskan untuk tidak sekolah, karena diakibat keterbengkalaiannya program wajib belajar Sembilan tahun. Bukan hanya karena faktor ekonomi, ataupun karena didikan orangtua yang membuat mereka malas, akan tetapi karena jauhnya jangkauan mereka untuk kesekolah.
Pemerintah juga sudah berupaya untuk memajukan pendidikan di Indonesia dengan bantuan keuangan walaupun tidak sepenuhnya dapat mereka bantu. Banyak mengatakan pendidikan di Indonesia ini sudah bobrok dikarenakan uang dan uang. Dengan kondisi seperti ini, bila tidak ada kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah – masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.
Seiring dengan mirisnya pendidikan bagi siswa-siswa tidak mampu, beberapa sekolah juga sudah mulai menaikkan hingga sekolah tersebut bertaraf Internasional. Yang memberikan peluang besar dalam sektor pendidikan. Pemerintah boleh bangga akan hal ini, tapi apakah itu dapat mempengaruhi sekolah-sekolah yang ada dipinggiran, yang hanya memiliki satu guru, satu kelas dan berjalan jauh untuk berangkat kesekolah.
Sanggupkah kita melihat ditengah-tengah mudahnya masyarakat mendapatkan pendidikan tapi masih banyak anak-anak yang berjuang keras untuk bangun pagi buta agar tidak telat karena perjalanan menuju sekolah yang cukup jauh, bahkan perjalanan kesekolah yang mengancam nyawa karena harus melewati jembatan yang rusak, menyeberang dengan rakit, melewati hutan belantara, mendaki gunung dan lain sebagainya. Saat pulang sekolah mereka juga harus bekerja keras banting tulang, karena tidak ingin menyusahkan kedua orang tua sebab keinginan sekolah untuk menjadi anak yang cerdas, pintar dan kreatif sangat tinggi sebagai penerus bangsa yang luar biasa.
Sekolah-sekolah yang berada dibawah kolong jembatan, sekolah-sekolah khusus bagi mereka yang tidak mampu, bahkan sekolah khusus bagi mereka para gelandangan. Itu semua menunjukan betapa kepeduliannya masyarakat terhadap dunia pendidikan. Pendidikan formal memang sepantasnya dapat dirasakan mereka anak-anak yang kurang mampu. Sekolah formal maupun sekolah nonformal semuanya dapat dirasakan oleh mereka yang tidak terjangkau jikalau saja adanya kesadaran dan kerjasama antara pemerintah sebagai penyalur dana dan masyarakat sebagai pendukung dan ikut berpartisipasi akan hal itu.
Prestasi-prestasi mereka yang bersekolah dipinggiran kota ataupun pedalaman dapat diacungkan jempol, tidak bisa kita remehkan akan semangat belajar mereka. Tidak sedikit dari mereka yang mendapat beasiswa sampai perguruan tinggi. Dan begitupula banyak yang sengaja pergi keluar negeri setelah bertahun-tahun belajar dan berprestasi di Indonesia, alasannya adalah hal sepele yang sebenarnya diperlukan dari setiap individu yaitu penghargaan atau reward, mereka sengaja pergi keluar negeri untuk mendapatkan penghargaan dengan karya-karya mereka. Di Indonesia sedikit sekali mereka yang mendapat penghargaan dari pemerintah, hanya orang-orang tertentu saja, dan hukum Indonesia bagi mereka para penjajah karya orang lain tidak berjalan baik
Banyak mereka dari daerah yang jauh sengaja sekolah dikota untuk mendapat pendidikan yang layak. Itu semua berkat kerja keras dan perjuangannya, tapi tetap saja dana BOS hanya sampai tingkat SMP, mempersulit bagi mereka yang berpendidikan tingkat SMA. Kondisi ideal dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah tiap anak bisa sekolah minimal hingga tingkat SMA tanpa membedakan status karena itu hak mereka.
Bahkan bagi mereka yang tinggal dikota tetapi dengan ekonomi rendah. Banyak yang memutuskan untuk berhenti sekolah. Dikarenakan gonta-gantinya program pemerintah dalam pendidikan, yang membuat kurikulum pendidikanpun terus berubah, memberatkan keluarga dalam membiayai buku sekolah yang sangat mahal sekarang ini. Sebaiknya satu buku pelajaran itu dapat dipakai selama 3 tahun, jadi bagi keluarga yang tidak mampu, dapat dipakai buku tersebut oleh adik-adiknya yang masih sekolah.
Di daerah kota sebenarnya banyak juga masalah dalam bidang pendidikan, selain yang telah ditulis diatas, juga mahalnya sekolah-sekolah swasta yang ada dikota. Membuat siswa yang tidak dapat lulus sekolah negeri tidak dapat menyambung sekolah di sekolah swasta. Dan dikarenakan sangat minimnya sekolah gratis yang ada dikota ini. Kalaupun ada, sekolah – sekolah gratis di Indonesia seharusnya memiliki fasilitas yang memadai, staf pengajar yang berkompetensi, kurikulum yang tepat, dan memiliki system administrasi dan biokrasi yang baik dan tidak berbelit – belit. Pada kenyataannya, sekolah – sekolah gratis adalah sekolah yang terdapat di daerah terpencil yang kumuh dan segala sesuatunya tidak dapat menunjang bangku persekolahan, seperti inilah faktanya, namanya juga gratis.
Permasalahan juga terdapat pada siswanya yang kurang kesadaran dalam belajar dan menuntut ilmu, banyak mereka yang sekolah sambil bekerja. Tetapi banyak juga siswa-siswi yang malu akan keberadaannya disekolah yang hingga akhirnya mereka menginginkan ini dan itu untuk dapat dipamerkan disekolah, yang membuat orangtua mereka pusing menanganinya. Ini semua terjadi akibat dari diskriminasi dalam pendidikan yang membeda-bedakan mereka yang mampu dengan tidak mampu.
Banyak mereka yang tinggal dipedalaman mengeluhkan susahnya menambah wawasan mereka menjadi luas, dikarenakan susahnya mencari perpustakaan dan minimnya refrensi buku mereka sebagai pembaca. Sinyal untuk Internetan ataupun browsing juga susah. Walaupun pemerintah sudah memberikan sinyal dibeberapa daerah untuk memudahkan dalam berkomunikasi.
Pendidikan bermutu itu mahal, dengan menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam pendidikan. Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). MBS di Indonesia lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana.
Indonesia adalah negara besar yang penuh dengan dinamika, terutama dalam bidang pendidikan.Pendidikan harus dijadikan prioritas dalam pembangunanan negeri ini. Beberapa pekan ini dunia pendidikan di Indonesia mendapat sorotan dan mendapat penghargaan dari pemerintah karena sekolah - sekolah tertentu yang siswanya dapat memunculkan inovasi-inovasi terbaru yang berpengaruh besar dalam perkembangan industri di Indonesia. Inilah yang sebenarnya diharapkan dari banyak pihak dari dunia pendidikan ini.
Tapi sangat disayangkan masih banyak diantara mereka yang tidak dapat merasakan pendidikan. Sehingga masih banyak bermunculan tindakan-tindakan anarkis yang tidak bermoral yang dilakukan pelaku individu tidak berpendidikan. Sebenarnya semua berawal dari kesadaran diri sendiri akan kehidupan ini kedepannya. Walaupun sudah dicanangkannya program pemerintah untuk wajib belajar Sembilan tahun yang menjadi PR besar buat kita, tapi masih banyak juga anak-anak yang tidak mampu untuk bersekolah, dan memutuskan untuk tidak sekolah, karena diakibat keterbengkalaiannya program wajib belajar Sembilan tahun. Bukan hanya karena faktor ekonomi, ataupun karena didikan orangtua yang membuat mereka malas, akan tetapi karena jauhnya jangkauan mereka untuk kesekolah.
Pemerintah juga sudah berupaya untuk memajukan pendidikan di Indonesia dengan bantuan keuangan walaupun tidak sepenuhnya dapat mereka bantu. Banyak mengatakan pendidikan di Indonesia ini sudah bobrok dikarenakan uang dan uang. Dengan kondisi seperti ini, bila tidak ada kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah – masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.
Seiring dengan mirisnya pendidikan bagi siswa-siswa tidak mampu, beberapa sekolah juga sudah mulai menaikkan hingga sekolah tersebut bertaraf Internasional. Yang memberikan peluang besar dalam sektor pendidikan. Pemerintah boleh bangga akan hal ini, tapi apakah itu dapat mempengaruhi sekolah-sekolah yang ada dipinggiran, yang hanya memiliki satu guru, satu kelas dan berjalan jauh untuk berangkat kesekolah.
Sanggupkah kita melihat ditengah-tengah mudahnya masyarakat mendapatkan pendidikan tapi masih banyak anak-anak yang berjuang keras untuk bangun pagi buta agar tidak telat karena perjalanan menuju sekolah yang cukup jauh, bahkan perjalanan kesekolah yang mengancam nyawa karena harus melewati jembatan yang rusak, menyeberang dengan rakit, melewati hutan belantara, mendaki gunung dan lain sebagainya. Saat pulang sekolah mereka juga harus bekerja keras banting tulang, karena tidak ingin menyusahkan kedua orang tua sebab keinginan sekolah untuk menjadi anak yang cerdas, pintar dan kreatif sangat tinggi sebagai penerus bangsa yang luar biasa.
Sekolah-sekolah yang berada dibawah kolong jembatan, sekolah-sekolah khusus bagi mereka yang tidak mampu, bahkan sekolah khusus bagi mereka para gelandangan. Itu semua menunjukan betapa kepeduliannya masyarakat terhadap dunia pendidikan. Pendidikan formal memang sepantasnya dapat dirasakan mereka anak-anak yang kurang mampu. Sekolah formal maupun sekolah nonformal semuanya dapat dirasakan oleh mereka yang tidak terjangkau jikalau saja adanya kesadaran dan kerjasama antara pemerintah sebagai penyalur dana dan masyarakat sebagai pendukung dan ikut berpartisipasi akan hal itu.
Prestasi-prestasi mereka yang bersekolah dipinggiran kota ataupun pedalaman dapat diacungkan jempol, tidak bisa kita remehkan akan semangat belajar mereka. Tidak sedikit dari mereka yang mendapat beasiswa sampai perguruan tinggi. Dan begitupula banyak yang sengaja pergi keluar negeri setelah bertahun-tahun belajar dan berprestasi di Indonesia, alasannya adalah hal sepele yang sebenarnya diperlukan dari setiap individu yaitu penghargaan atau reward, mereka sengaja pergi keluar negeri untuk mendapatkan penghargaan dengan karya-karya mereka. Di Indonesia sedikit sekali mereka yang mendapat penghargaan dari pemerintah, hanya orang-orang tertentu saja, dan hukum Indonesia bagi mereka para penjajah karya orang lain tidak berjalan baik
Banyak mereka dari daerah yang jauh sengaja sekolah dikota untuk mendapat pendidikan yang layak. Itu semua berkat kerja keras dan perjuangannya, tapi tetap saja dana BOS hanya sampai tingkat SMP, mempersulit bagi mereka yang berpendidikan tingkat SMA. Kondisi ideal dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah tiap anak bisa sekolah minimal hingga tingkat SMA tanpa membedakan status karena itu hak mereka.
Bahkan bagi mereka yang tinggal dikota tetapi dengan ekonomi rendah. Banyak yang memutuskan untuk berhenti sekolah. Dikarenakan gonta-gantinya program pemerintah dalam pendidikan, yang membuat kurikulum pendidikanpun terus berubah, memberatkan keluarga dalam membiayai buku sekolah yang sangat mahal sekarang ini. Sebaiknya satu buku pelajaran itu dapat dipakai selama 3 tahun, jadi bagi keluarga yang tidak mampu, dapat dipakai buku tersebut oleh adik-adiknya yang masih sekolah.
Di daerah kota sebenarnya banyak juga masalah dalam bidang pendidikan, selain yang telah ditulis diatas, juga mahalnya sekolah-sekolah swasta yang ada dikota. Membuat siswa yang tidak dapat lulus sekolah negeri tidak dapat menyambung sekolah di sekolah swasta. Dan dikarenakan sangat minimnya sekolah gratis yang ada dikota ini. Kalaupun ada, sekolah – sekolah gratis di Indonesia seharusnya memiliki fasilitas yang memadai, staf pengajar yang berkompetensi, kurikulum yang tepat, dan memiliki system administrasi dan biokrasi yang baik dan tidak berbelit – belit. Pada kenyataannya, sekolah – sekolah gratis adalah sekolah yang terdapat di daerah terpencil yang kumuh dan segala sesuatunya tidak dapat menunjang bangku persekolahan, seperti inilah faktanya, namanya juga gratis.
Permasalahan juga terdapat pada siswanya yang kurang kesadaran dalam belajar dan menuntut ilmu, banyak mereka yang sekolah sambil bekerja. Tetapi banyak juga siswa-siswi yang malu akan keberadaannya disekolah yang hingga akhirnya mereka menginginkan ini dan itu untuk dapat dipamerkan disekolah, yang membuat orangtua mereka pusing menanganinya. Ini semua terjadi akibat dari diskriminasi dalam pendidikan yang membeda-bedakan mereka yang mampu dengan tidak mampu.
Banyak mereka yang tinggal dipedalaman mengeluhkan susahnya menambah wawasan mereka menjadi luas, dikarenakan susahnya mencari perpustakaan dan minimnya refrensi buku mereka sebagai pembaca. Sinyal untuk Internetan ataupun browsing juga susah. Walaupun pemerintah sudah memberikan sinyal dibeberapa daerah untuk memudahkan dalam berkomunikasi.
Pendidikan bermutu itu mahal, dengan menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam pendidikan. Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). MBS di Indonesia lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana.
Posting Komentar
Blog Dofolow , Tapi Tolong jangan nyepam dan ada kata kata yang tidak baik