Kemandirian telah lama menjadi ruh perjuangan
kemerdekaan. Pada 1923, Perhimpunan Indonesia misalnya, mengeluarkan
pernyataan bahwa setiap orang Indonesia harus berusaha dengan
sungguh-sungguh untuk mencapai kemandirian.
(Tulisan By Nanda Rusmana)
Uniknya, tak hanya kalangan intelektual atau pelajar, perjuangan menuju
kemandirian juga diperjuangkan oleh pengusaha yang nasionalismenya
tinggi. Mereka mengidam-idamkan ekonomi Nusantara bisa mandiri.
Sebuah buku diterbitkan oleh Singapore University Press ditulis oleh
Yong Mun Cheong dengan judul The Indonesian Revolution and the Singapore
Connection menuturkan peran pengusaha etnis Tionghoa dalam mendukung
perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mereka juga merindukan kemandirian
nasional. Kata pendiri bangsa kita Mohamad Hatta: tidak ada kemerdekaan
yang asli tanpa kemandirian.
Kendati era kolonialisme telah lebih dari setengah abad berakhir dan
kemerdekaan sudah diraih oleh negara-negara bekas koloni, isu
kemandirian (ekonomi) belum kelar, bahkan semakin relevan, termasuk
Indonesia.
Arus globalisasi dan perdagangan bebas berembus makin kencang. Setiap
negara sibuk memperkuat ketahanan ekonominya melalui berbagai kebijakan
proteksi 'terselubung' agar tak rentan terhadap dampak krisis dari
negara lain.
Maka tidak mengherankan bila setiap pertemuan G-20, isu yang tak lepas
dari bahan pembicaraan para pemimpin adalah proteksionisme.
Negara mana pun sudah belajar banyak dari berbagai krisis sejak 1998,
bahwa kian terintegrasinya sistem perdagangan dan keuangan global, makin
cepat menularkan satu krisis ke negara lain.
Meski interdependensi antarnegara dan kawasan tak terelakkan, sedapat
mungkin suatu negara harus mengurangi ketergantungan pada pihak luar
dengan menyiapkan atau memproduksi sendiri kebutuhannya di semua sektor
industri.
Dampak krisis telah membuat banyak negara lebih banyak melihat ke dalam
atau membangun kemandirian, bahkan meningkatkan ketergantungan negara
lain ke negaranya sendiri.
Langkah konkret
Kemandirian yang benar pada era seperti sekarang adalah tak terperosok
dalam isolasionisme ekonomi atau menolak interdependensi ekonomi
internasional. Pada saat yang sama negara mana pun harus mengambil
langkah sistematis dan terencana meningkatkan daya saing di dalam
negeri.
Terdapat beberapa langkah konkret yang mesti dapat diambil untuk meningkatkan daya saing nasional.
Pertama, optimalisasi pasar domestik. Berbagai negara mulai
mengoptimalisasi pasar domestik dan memperkuat daya beli dalam negeri.
Melakukan inovasi pasar dalam negeri sendiri. Dalam banyak kasus, dengan
cerdiknya, menutup pasar dalam negeri bagi orang luar.
Indonesia sudah merasakan bagaimana asas resiprokal dunia perbankan tak
berlaku di beberapa negara kendati kita sudah membuka besar-besaran
keran investasi perbankan asing di negara ini. Bank-bank nasional kita
tidak mudah membuka cabang di Malaysia ataupun di China. Sementara, bank
kedua negara itu merajalela sampai ke perdesaan kita. Ini menunjukkan
masing-masing negara berupaya agar pasar domestiknya sedapat mungkin
digarap oleh industri di dalam negeri.
Kedua, alokasi energi bagi kepentingan dalam negeri. Setelah kita
menjadi net importir minyak, batu bara dan gas masih tersedia.
Sayangnya, sebagian besar energi kita yang masih ada ini belum diarahkan
untuk kepentingan memperkuat industri dalam negeri.
Industri-industri kita banyak yang tidak mampu bersaing lagi dengan
produk luar yang notabene dihidupkan oleh gas dan batu bara dari
Indonesia. Fakta ini menunjukkan negara-negara importir gas kita
berhasil melakukan efisiensi kendati hampir semua bahan bakunya diimpor.
Dibutuhkan kebijakan energi memihak industri dalam negeri.
Ketiga, meningkatkan produktivitas di tingkat industri (industry level).
Bila energi nasional kita cukup, langkah berikut adalah perhatian yang
teramat sangat mengangkat competitive advantage sesuai dengan kompetensi
dan sumber daya masing-masing yang dimiliki.
Di sana tercakup bagaimana mengamankan kebutuhan bahan baku industri
serta meningkatkan inovasi. Persaingan yang teramat ketat di tingkat
global membuat industri dalam negeri harus melakukan inovasi agar bisa
bersaing sambil perlahan melakukan transformasi dari
herited-competitiveness menjadi created-competitiveness, di mana
industri tak lagi bergantung pada ketersediaan dan berlimpahnya sumber
daya alam.
Desentralisasi pemerintahan membawa angin segar bagi iklim demokrasi.
Distribusi anggaran juga kemudian mulai merata. Namun, yang harus
diantisipasi adalah desentralisasi membuat arah industri semakin tidak
fokus. Dampak desentralisasi ini membutuhkan kemampuan koordinasi yang
kuat dan efektif atas fokus industri pada tingkat kepemimpinan nasional.
Keempat, mendesain sistem insentif dalam hal start-up bisnis, inovasi,
investasi, kemudahan perizinan, prosedur ekspor, dan insentif pajak
dalam membangun basis industri nasional.
Kita masih ingat International Finance Corporation (IFC) bersama Bank
Dunia merilis hasil penelitian tentang daya saing kota-kota di Indonesia
terkait dengan kemudahan berusaha pada 2010. Bandung dan Yogyakarta
terpilih sebagai kota yang nyaman untuk berusaha berdasarkan kemudahan
mendirikan usaha, kemudahan mengurus izin pendirian usaha, dan
pendaftaran properti.
Herannya, secara nasional Indonesia menempati posisi di belakang yakni
ke-122 dari 183 negara yang disurvei, lebih buruk dibandingkan dengan
beberapa negara tetangga seperti Singapura (1), Thailand (12), dan
Malaysia (23).
Ini menunjukkan daya saing kita masih sebatas gerakan lokal yang
sporadis dan dimotori pemimpin-pemimpin daerah yang memperoleh banyak
pencerahan akan pentingnya membangun daya saing pada era keterbukaan dan
pasar bebas.
Oleh sebab itu, meski semangat otonomi daerah dapat membawa angin
perubahan dan pemerataan, dibutuhkan sentralisasi kebijakan dan kampanye
daya saing pada level nasional.
Riak-riak kebangkitan daerah meningkatkan daya saing daerah mesti
disambut oleh pusat dan dikelola dengan berbagai tindakan dan pendekatan
secara makro yang efektif seperti insentif fiskal, moneter, peraturan
perundang-undangan, bunga kredit, dan kepastian hukum.
Kelima, dukungan dari sektor keuangan. Daya saing industri makin lemah
dengan kurang kondusifnya dukungan sektor keuangan. Industri masih
mengeluhkan tingginya suku bunga pinjaman serta masih rendahnya alokasi
kredit investasi.
Kalangan perbankan sendiri merasa tak nyaman dengan undisbursed loan
yang sudah melewati Rp470 triliun dan trennya terus naik. Perbankan juga
masih dibayangi oleh persepsi risiko yang tinggi. Pada saat yang sama,
bank-bank masih membukukan pertumbuhan laba yang fantastis di atas 28%,
ditopang sektor konsumsi.
Keenam, industri olahan masih rendah. Akibat berbagai persoalan,
industri olahan kita sulit berkembang. Padahal potensinya sangat besar.
Nilai tambah dari hasil bumi kita pun jadi hilang. Sebagai contoh,
kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Kita harus meningkatkan
pengolahan CPO dan meningkatkan diplomasi dagang ke berbagai negara.
Memiliki lahan sawit lebih kecil dari Indonesia, Malaysia mampu
mengembangkan industri olahan meski permintaan CPO lebih dominan
daripada produk turunannya. Caranya, Malaysia membangun industri olahan
CPO di negara-negara tujuan ekspor.
Harus ada kebijakan secara sistematis dan terencana bagaimana menjadikan
CPO sebagai kontributor utama bagi kekuatan ekonomi nasional sekaligus
memperkuat posisi tawar di dunia internasional.
Ketujuh, ketersediaan infrastruktur. Infrastruktur tak hanya kunci untuk
memenangi persaingan global, tetapi juga penting untuk meningkatkan
produktivitas di semua sektor.
Banyak proyek infrastruktur mangkrak karena berbagai faktor, termasuk
kurangnya sumber daya keuangan akibat krisis keuangan global 2008 atau
masalah pembebasan lahan.
Kedelapan, mengangkat status pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM). Pada era perdagangan bebas seperti sekarang, keberpihakan tidak
bisa dinafikan bila UMKM kita hendak diangkat ke tingkat yang lebih
bermartabat dan bersaing.
Daya saing UMKM kita masih lemah dibandingkan dengan UMKM China yang
rata-rata mampu menembus pasar internasional. UMKM terus-terusan menjadi
komoditas politik. Kita juga belum menemukan formula atau katalisator
yang pakem untuk menggerakkan UMKM ke level industri menengah ke atas.
Terakhir, kesembilan, daya saing kita akan ditentukan oleh distribusi
ekonomi yang berkeadilan untuk setiap daerah. Desentralisasi politik dan
demokrasi telah menjadi entry point tersendiri bagi Indonesia di
hadapan dunia internasional.
Produk turunan desentralisasi dan demokratisasi ini adalah stabilitas
politik yang bagus secara nasional. Belum ada dalam sejarah negara mana
pun di mana suatu negara berhasil melakukan pemilihan kepala daerah
lebih dari 400 kali dalam satu periode. Pertanyaannya, ketika kekuasaan
telah didistribusikan sampai ke daerah-daerah secara adil, apakah
kesejahteraan publik otomatis terwujud?
Kebijakan fiskal
Robert A. Dahl dalam bukunya On Democracy mengungkapkan 10 proposisi
demokrasi. Salah satunya adalah negara dengan sistem pemerintahan
demokratis cenderung lebih makmur dibandingkan dengan sistem
nondemokratis (1999).
Tesis Robert masih perlu dibuktikan di Tanah Air. Disparitas sumber daya
alam, tidak meratanya kualitas sumber daya manusia, ketidaktersediaan
infrastruktur secara merata, serta letak geografis yang kompleks satu
daerah dengan daerah lain, berpotensi menghambat distribusi pembangunan
ekonomi dan industri secara merata ke berbagai daerah.
Sebaliknya, daerah-daerah yang memang sejak Orde Baru sudah memiliki
sejumlah keunggulan akan menjadi kawasan yang menampung limpahan
pembangunan ekonomi dan industri nasional.
Itu sebabnya, kita berharap pengambil kebijakan menerapkan kebijakan
fiskal per daerah secara berbeda. Daerah-daerah seperti di kawasan timur
Indonesia yang rata-rata merupakan daerah tertinggal misalnya diberikan
insentif bagi industri seperti pengurangan pajak pertambahan nilai dan
pajak penghasilan (PPh) atau pajak bumi dan bangunan (PBB).
Insentif fiskal kita harus letakkan dalam rangka mengundang minat
investor asing maupun lokal, selain tentunya investor butuh jaminan
keamanan dalam berusaha. Yang tak kalah pentingnya peraturan daerah yang
dapat menciptakan high cost bagi investor dan tekanan-tekanan sosial
politik dari daerah setempat harus diminimalkan.
Membangun daya saing memang bukanlah resep instan. Negara-negara maju
semacam Finlandia, Singapura, China, Jepang, dan Amerika Serikat telah
menginvestasikan waktu dan sumber daya sejak lama.
Kita juga harus punya komitmen tinggi dari semua elemen bangsa yakni
pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, kekuatan sipil masyarakat, Dewan
Perwakilan Rakyat, penegak hukum, lembaga keuangan, dan pelaku usaha.
Apalagi era globalisasi seperti sekarang ini, harkat dan martabat sebuah
bangsa sangat ditentukan oleh kekuatan ekonomi dan industri suatu
negara serta pengaruhnya terhadap negara lain atau minimal di kawasan.
Dirgahayu Indonesia!
"Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari http://www.bankmandiri.co.id dalam rangka memperingati HUT Bank Mandiri ke-14. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan"
(Tulisan By Nanda Rusmana)
+ komentar + 3 komentar
nike air max, burberry outlet, prada outlet, michael kors handbags, ray ban sunglasses, christian louboutin, louis vuitton outlet, ralph lauren polo, longchamp outlet, louis vuitton, cheap oakley sunglasses, uggs outlet, louis vuitton handbags, prada handbags, ray ban sunglasses, michael kors outlet, michael kors, longchamp outlet, oakley sunglasses, tory burch outlet, michael kors outlet online, ralph lauren outlet, replica watches, burberry factory outlet, tiffany jewelry, louis vuitton outlet, cheap jordans, oakley sunglasses, louis vuitton outlet online, kate spade, ray ban sunglasses, uggs on sale, louboutin shoes, gucci handbags, louboutin uk, christian louboutin, michael kors outlet online, michael kors outlet online, uggs outlet, chanel handbags, tiffany jewelry, uggs on sale, nike outlet, oakley sunglasses, uggs on sale, nike free
abercrombie and fitch, lunette oakley pas cher, jordan pas cher, michael kors, lunette ray ban pas cher, polo ralph lauren uk, sac guess pas cher, hollister uk, converse, replica handbags, nike blazer pas cher, michael kors, true religion outlet, nike free pas cher, coach outlet, north face uk, hermes pas cher, nike roshe uk, nike tn pas cher, burberry pas cher, north face pas cher, true religion jeans, lululemon outlet, nike air max uk, ray ban uk, true religion outlet, coach outlet store online, nike free, louboutin pas cher, nike air max, michael kors uk, vans pas cher, mulberry uk, longchamp soldes, nike air max uk, nike roshe run pas cher, timberland pas cher, nike air force, coach purses, hogan sito ufficiale, new balance, vanessa bruno pas cher, ralph lauren pas cher, kate spade outlet, abercrombie and fitch UK, michael kors outlet online, true religion outlet, polo lacoste pas cher
hollister, swarovski jewelry, barbour jackets uk, pandora charms, canada goose pas cher, louis vuitton uk, ugg uk, converse, moncler, louis vuitton, supra shoes, moncler, swarovski uk, pandora jewelry, lancel, canada goose, sac louis vuitton, marc jacobs, wedding dresses uk, juicy couture outlet, moncler, karen millen uk, toms shoes, ugg,ugg australia,ugg italia, moncler jackets, doke & gabbana, canada goose uk, canada goose jackets, canada goose outlet, sac louis vuitton, ugg pas cher, louis vuitton, pandora jewelry, gucci, coach outlet, moncler pas cher, bottes ugg pas cher, converse shoes outlet, canada goose outlet, moncler uk, ugg,uggs,uggs canada, hollister, montre pas cher, vans scarpe, ray ban, juicy couture outlet, replica watches, links of london uk, canada goose, nike air max, moncler
Posting Komentar
Blog Dofolow , Tapi Tolong jangan nyepam dan ada kata kata yang tidak baik